Proses Perkawinan Katak dan Kodok

Katak dan kodok adalah hewan yang hidup di dua alam (amfibi), saat fase kecebong mereka hidup di air tapi saat sudah dewasa mereka lebih banyak hidup di darat.

Katak dan kodok dibedakan dari tekstur kulit dan kebiasaan hidupnya. Katak memiliki kulit yang halus dan cenderung lembab sedangkan kodok memiliki kulit kasar dengan banyak benjolan dan kering. Katak menghabiskan waktunya di dekat air sedangkan kodok umumnya banyak ditemukan di tempat kering atau jauh dari air.

Perbedaan katak dan kodok
Katak (kanan) dan kodok (kiri).

Reproduksi katak dan kodok terjadi secara eksternal, dimana penyatuan sperma dan ovum (fertilisasi) terjadi di luar tubuh masing-masing. Secara umum proses perkawinan katak dan kodok dapat terjadi melalui beberapa tahapan sebagai berikut.

Tahap pra-kawin

Katak dan kodok jantan akan bersuara nyaring saat malam tiba. Mereka mulai bersuara untuk menarik perhatian betina agar mau kawin.

Katak bersuara
Beberapa jenis katak dan kodok memeliki kantong di bawah mulutnya sehingga bisa menghasilkan suara yang keras

Katak dan kodok betina akan memilih dan memilah jantan yang memiliki suara paling nyaring. Karena betina menganggap jantan dengan suara paling nyaring memiliki gen superior yang akan diturunkan kepada keturunannya.

Bila sudah tertarik dengan jantan tertentu, si betina akan mendekati si jantan untuk kemudian terjadi perkawinan.

Tahap amplexus dan kawin

Bila betina sudah datang mendekat dan siap kawin maka si jantan naik ke punggung betina dan menggenggam tubuh betina dengan kaki depannya. Jantan juga akan menghasilkan cairan lengket dari dada dan kaki depannya untuk menempel di punggung betina. Posisi jantan yang menempel di punggung betina (digendong) ini disebut dengan amplexus.

Amplexus
Posisi amplexus, jantan di atas punggung betina

Saat posisi amplexus sudah mantap, si betina akan melompat atau berjalan untuk menemukan tempat bertelur yang sesuai dengan jantan tetap berada di punggung betina. Katak dan kodok betina umumnya memiliki ukuran yang lebih besar dari jantan sehingga bisa menggendong jantan tanpa kesulitan.

Bila sudah menemukan tempat yang tepat untuk bertelur, biasanya perairan yang agak dangkal dan tenang. Katak dan kodok betina akan mulai bertelur. Betina akan mengeluarkan telur yang diikuti jantan mengeluarkan sperma. Proses fertilisasi atau penyatuan telur dengan sperma terjadi di luar tubuh, disebut dengan pembuahan eksternal.

Telur katak
Telur katak

Telur katak yang sudah dikeluarkan akan menggerombol di permukaan air, bentuknya mirip seperti kumpulan mutiara. Sedangkan telur kodok bentuknya mirip kalung, dimana tiap telur akan dibungkus lapisan tipis membentuk benang yang sangat panjang.

Tahap pasca kawin

Proses perkawinan katak dan kodok bisa berlangsung selama beberapa jam, bahkan bisa sampai satu hari. Sekali kawin mereka dapat menghasilkan ratusan telur yang akan menetas menjadi kecebong setelah beberapa hari.

Setelah selesai kawin, jantan akan melepaskan genggamannya dari betina dan pergi meningggalkan betina. Telur akan menetas menjadi kecebong dan hidup sepenuhnya di dalam air.

Telur kodok
Telur kodok

Kecebong bernapas menggunakan insang sedangkan katak dan kodok menggunakan paru-paru. Namun beberapa jenis katak dapat menyerap oksigen menggunakan kulitnya yang basah.

Kecebong adalah hewan omnivora, mereka akan memakan hewan kecil atau lumut yang ada di sekitarnya. Konversi makanan yang berubah menjadi jaringan tubuh pada kecebong sangat tinggi sehingga mereka akan cepat sekali menjadi besar.

Katak dan kodok dewasa adalah hewan karnivora, mereka akan makan daging serangga dan hewan kecil lain yang dapat ditangkapnya. Bahkan beberapa jenis katak raksasa seperti bullfrog dapat memakan tikus.

Kecebong adalah fase awal kehidupan katak dan kodok, setelah beberapa saat mereka akan bermetamofrosis memunculkan kaki, menggilangkan ekor, membentuk paru-paru dan berubah menjadi katak dan kodok.

0 komentar

Post a Comment