Manfaat Tertawa Bagi Kesehatan

Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang, mungkin bagi orang-orang yang lahir tahun 90 an dan sebelum itu tidak asing dengan kalimat seperti itu. Kalimat yang sering muncul dalam film-film warkop DKI yang dibuat tahun 80 dan 90 an. Hampir di setiap akhir episode akan ada kalimat legendaris itu untuk mengakhiri penayangan film.

Oke lah, tapi tulisan saya kali ini tidak akan fokus pada film komedi Dono, Kasino, Indro itu. Tulisan saya kali ini akan fokus pada manfaat dari tertawa itu sendiri dilihat dari sisi kesehatan. Tertawa biasanya muncul dari rasa bahagia di dalam diri seseorang, namun ada pendekatan baru bahwa ternyata bahagia dapat timbul setelah kita tertawa dulu. Maka dari itu, ada banyak ahli yang mulai membuat terapi tertawa untuk membuat bahagia seseorang, karena nyatanya seseorang yang bahagia akan terhindar dari banyak penyakit.

tertawa itu sehat
Tertawa itu sehat

Saat tertawa, otak melepaskan hormon endorfin yang mengurangi rasa sakit, meredakan stres, hingga meningkatkan kekebalan tubuh. Tertawa juga akan mematikan hormon pemicu stres, seperti kortisol dan mengaktifkan hormon yang menimbulkan rasa senang seperti dopamin hingga menimbulkan rasa senang dan meredakan kecemasan.

Besarnya manfaat tertawa membuat munculnya gerakan tertawa yang juga mencetuskan hari tertawa sedunia pada hari minggu pertama bulan Mei. Berikut saya rangkumkan manfaat-manfaat tertawa yang saya ambil dari situs mayoclinic.org dan letslaugh.com.au.

Tertawalah agar sehat bahagia, inilah manfaat-manfaat tertawa.
  • Menangkal stres dan depresi.
  • Meringankan sakit kepala, membantu pernapasan penderita asma dan alergi, serta melepaskan hormon endorfin yang merupakan penangkal nyeri alami.
  • Meredakan kelelahan, merangsang sirkulasi darah, dan membantu relaksasi otot hingga mengurangi gejala fisik stres.
  • Memperbaiki sistem kekebalan tubuh, dan menghambat penuaan sel tubuh.
  • Meningkatkan detak jantung dan tekanan darah hingga muncul rasa tenang, senang, dan bahagia.
  • Meningkatkan kepuasan pribadi, lebih mudah mengatasi kesulitan dan membantu berhubungan dengan orang lain.
  • Memperbaiki kondisi tubuh, menimbulkan pikiran positif, hingga memicu pelepasan neuropeptida yang melawan stres dan penyakit agar tak makin parah.

Tulisan ini akan saya tutup dengan mengutip kata-kata Lee Bark, ahli psikoneuroimunoligi Universitas Loma Linda, California, Amerika Serikat sebagai berikut: ”sistem hormon dan sistem kekebalan tubuh saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Rasa duka memunculkan hormon stres yang menekan fungsi kekebalan tubuh hingga memicu penyakit.”

Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang

0 komentar

Post a Comment