Karena Imprinting, Kucing bisa Menjadi Induk untuk Anak Ayam

Dalam gambar disamping nampak anak ayam yang berada di sekitar kucing dan mungkin menganggap kucing tersebut sebagai induknya. Kejadian seperti pada gambar disamping bukan hasil rekayasa fotografi belaka, namun dalam keadaan sebenarnya hal tersebut juga dapat terjadi. Anak ayam atau anak unggas lain yang baru menetas dapat menganggap hewan lain yang bergerak di sekitarnya sebagai induknya. Peristiwa tersebut dinamakan imprinting.

Imprinting adalah pembelajaran yang terbatas pada waktu yang kritis. Bagi anak ayam, waktu kritis ini adalah 13 hingga 16 jam setelah menetas. Benda bergerak pertama yang mereka lihat dalam waktu kritis tersebut akan dinggap sebagai induknya. Benda bergerak disini tidak terbatas pada hewan saja, bahkan sepatu yang tergantung dan berayun-ayun pun akan dianggap sebagai induknya.

Peristiwa imprinting terjadi pada hewan-hewan presosial, yaitu hewan yang membutuhkan pengajaran dari induknya sebelum dapat hidup sendiri. Ayam, bebek, angsa, dan berbagai jenis burung merupakan contoh peristiwa imprinting yang jelas. Manusiapun bisa menjadi induk bagi anak ayam, apabila dia mendampingi anak ayam tersebut setelah menetas dalam masa-masa kritisnya.

Teori imprinting dikemukakan oleh ahli tingkah laku bernama Konrad Lorenz. Dia membuktikan teorinya dengan menetaskan telur angsa kemudian menemani anak angsa yang baru menetas tersebut selama masa kritisnya. Anak angsa tersebut selalu mengikuti kemanapun Lorenz pergi dan menganggapnya sebagai induknya. Lorentz bahkan mengajari anak angsa tersebut mencari makan dan cara berenang di air agar anak angsa tersebut dapat bertahan hidup.

0 komentar

Post a Comment