Persilangan Monohibrid, Dihibrid, dan Hukum Mendel

Buah jatuh tak jauh dari pohonnya, itu adalah peribahasa yang sangat terkenal untuk menggambarkan bahwa keturunan biasanya memiliki kemiripan dengan induknya. Misalnya saja seorang anak biasanya akan memiliki wajah yang mirip ibu atau ayahnya.

Pewarisan sifat pada makhluk hidup dipengaruhi oleh gen-gen yang ada di dalan sel. Setelah kawin, gen dari individu jantan dan dari individu betina akan berkombinasi untuk menghasilkan keturunan yang memiliki gen campuran.

Sifat keturunan dipengaruhi oleh gen dominan dan resesif dari induknya. Sifat gen dominan biasanya akan menutupi sifat gen resesif.

Model penurunan sifat pertama kali dijelaskan oleh Gregor Johan Mendel seorang ahli biologi dari Austria. Dia melakukan percobaan pada tanaman kacang kapri (ercis) dengan sifat yang berbeda-beda. Dari percobaan tersebut dia merumuskan hukum pewarisan sifat yang terkenl dengan hukum mendel 1 dan hukum mendel 2.

Hukum Mendel 1 dan persilangan monohibrid

Hukum mendel 1 menerangkan bahwa : pasangan gen akan berpisah secara bebas dalam pembentukan gamet. 

Untuk lebih jelas dapat diperhatikan pada bagan persilangan kacang kapri berbiji bulat dengan biji berkerut berikut ini.

Monohibrid

Kacang kapri berbiji bulat (BB) disilangkan dengan kacang kapri berbiji berkerut (bb). Keturunan pertama (F1) menghasilkan kacang kapri berbiji bulat dengan genotip Bb. Keturunan tersebut disilangkan dengan sesamanya dan menghasilkan keturunan kedua (F2) kacang kapri berbiji bulat dan berbiji berkerut.

Keturunan kedua (F2) menghasilkan rasio fenotip biji bulat : biji berkerut = 3 : 1

Keturunan kedua (F2) menghasilkan rasio genotip BB : Bb : bb = 1 : 2 : 1

Rasio tersebut terjadi karena adanya sifat dominan yang menutupi sifat resesif. Sedangkan pada kasus-kasus tertentu ada sifat intermediet dimana kedua alel sama kuatnya sehingga menghasilkan sifat baru yang unik.

Contoh persilangan monohibrid dengan sifat intermediet adalah pada persilangan mawar merah dengan mawar putih berikut.

Monohibrid intermediet

Mawar merah (MM) disilangkan dengan mawar putih (mm). Keturunan pertama (F1) menghasilkan individu dengan genotip Mm seluruhnya. Individu Mm memiliki sifat intermediet karena alel M dan m sama kuatnya sehingga memunculkan sifat baru berupa bunga merah muda. Keturunan pertama kemudian disilangkan dengan sesamanya dan menghasilkan keturunan kedua (F2) berwarna merah, merah muda, dan putih.

Keturunan kedua (F2) menghasilkan rasio fenotip bunga merah : merah muda : putih = 1 : 2 : 1

Keturunan kedua (F2) menghasilkan rasio genotip MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1

Hukum mendel 1 menerangkan bahwa pasangan gen akan berpisah secara bebas dalam pembentukan gamet. Dari persilangan monohibrid di atas dapat dilihat bahwa pasagan-pasangan gen akan berpisah secara bebas dalam membentuk gamet. Misalnya Gen Mm akan berpisah secara bebas membentuk alel M dan n.

Hukum mendel 2 dan persilangan dihibrid

Hukum mendel 2 menerangkan bahwa : dalam pembentukan gamet, setiap pasangan alel akan berpasangan (bersegregasi) secara bebas dengan alel dari lokus lainnya.

Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan pada bagan persilangan kacang kapri biji bulat warna kuning (BBKK) dengan kapri biji berkerut warna hijau (bbkk) berikut.

Dihibrid

Pada persilangan tersebut induk kacang kapri berbiji bulat warna kuning disilangkan dengan kapri biji berkerut warna hijau. Keturunan pertama (F1) menghasilkan kacang kapri buji bulat warna kuning (BbKk) seluruhnya.

Keturunan pertama kemudian disilangkan dengan sesamanya dan menghasilkan keturunan kedua (F2) berupa kacang kapri biji bulat warna kuning, biji bulat warna hijau, biji berkerut warna kuning, dan biji berkerut warna hijau.

Keturunan kedua (F2) menghasilkan rasio fenotip : biji bulat warna kuning : biji bulat warna hijau : biji berkerut warna kuning : biji berkerut warna hijau = 9 : 3 : 3 : 1

Hukum mendel 2 menerangkan bahwa dalam pembentukan gamet alel-alel akan berpasangan secara bebas. Ini bisa diperhatikan pada pembentukan gamet persilangan dihibrid bahwa masing-masing alel baik dominan atau resesif dapat berpasangan secara bebas dengan alel lainnya.

Itu adalah penjelasan tentang persilangan monohibrid, dihibrid, dan hukum mendel.

Semoga bermanfaat.

0 komentar

Post a Comment