Berkenalan dengan Famili Rhacophoridae Katak

Rhacophoridae merupakan famili katak yang sering disebut dengan istiah "Asian Tree Frog" (Katak pohon Asia). Famili ini beranggotakan katak-katak yang hidup di pepohonan dan aktif di malam hari. Kelompok ini memiliki aktivitas dan gaya hidup yang mirip dengan famili hylidae atau katak pohon Amerika.

Mereka sebenarnya tidak hanya ditemukan di Asia saja, namun juga ditemukan di Afrika dan Madagaskar. Namun persebaran mereka di Asia lebih luas sehingga mencullah sebutan rhacophoridae sebagai katak pohon Asia. Di Asia mereka dapat ditemukan mulai dari India, Sri Langka, Jepang, China, dan Asia Tenggara.

Katak ini memiliki ukuran yang bervariasi mulai dari 15 mm hingga 120 mm. Katak ini memiliki piringan di ujung jarinya (toe discs) untuk membantunya menempel di pepohonan. Mereka memiliki mata dengan pupil horisontal dan umumnya bertubuh terang. Beberapa jenis memiliki selaput jari (web) yang lebar yang memungkinkan katak ini dapat melayang di udara seperti menggunakan parasut.

Rhacophorus nigroplamatus
Rhacophorus nigropalmatus (Wallace's Flying frog)

Rhacoporidae umumnya melakukan amplexus (kawin) di pohon dengan jantan menempel di punggung si betina yang berukuran lebih besar. Terkadang ditemukan beberapa jantan membuahi satu ekor betina dalam satu waktu. Telur-telurnya akan ditempelkan di daun atau dahan pohon di atas perairan dan dibungkus dengan busa serta dilapisi cairan seminal. Busa ini akan mengeras dalam beberapa waktu dan memberikan perlindungan bagi perkembangan embrio dalam telur. Kecebong yang telah menetas akan langsung jatuh ke dalam air di bawahnya.

Rhacophorus nigropalmatus merupakan katak pohon yang memiliki selaput jari yang lebar sehingga mendapat julukan Wallace's Flying Frog (Katak terbang wallace). Dinamakan demikian karena pertama kali didokumentasikan keberadaannya oleh Alfred Russel Wallace ketika melakukan ekspedisi di Nusantara.

Katak dari genus Phiautus memiliki perkembangbiakan yang unik, telur akan menetas dalam bentuk katak kecil tanpa melalui fase kecebong. Umumnya telur menempel pada dedaunan namun ada juga jenis yang mengubur telurnya di dalam tanah.

0 komentar

Post a Comment