Bagaimana Burung Menemukan Arah Saat Migrasi?

Migrasi burung adalah fenomena unik yang banyak menyita perhatian peneliti untuk memecahkan rahasianya. Burung bermigrasi umumnya utuk menghindari musin dingin yang mematikan, mereka akan pergi ke daerah yang beriklim lebih hangat agar tetap dapat memperoleh makanan. Saat musim dingin di tempat asalnya telah berakhir, mereka akan berbalik arah dan kembali ke tempatnya semula.

Burung Cerek Kernyut (Pluvialis fulva) adalah contoh burung yang melakukan migrasi dalam jarak mencapai 13.000 km. Burung ini berkembang biak di belahan bumi utara, saat musim dingin tiba mereka akan bermigrasi menuju belahan bumi selatan termasuk Indonesia untuk menghindari hawa dingin.

migrasi burung
Burung bermigrasi dalam kelompok besar


Bagaimanakah burung-burung tersebut dapat menemukan arah yang tepat saat migrasi?

Salah satu faktor penentu keberhasilan burung bermigrasi adalah dengan mengetahui posisi tubuhnya terhadap matahari. Posisi matahari dapat menjadi indikator arah yang mengantarkan burung terbang menuju tempat yang tepat. Sedangkan burung-burung malam (nocturnal), menggunakan gugusan bintang untuk mengetahui arah terbangnya.

Walaupun matahari dan bintang dapat menjadi penentu arah yang benar, namun terdapat kendala apabila terdapat awan atau kabut tebal yang menghalangi pandangan. Bagaimana burung mengatasi persoalan tersebut?

Ternyata burung dapat menggunakan media lain sebagai navigator terbangnya, yaitu medan magnet bumi. Medan magnet bumi dapat menjadi penentu arah utara-selatan yang baik, seperti medan magnet bumi dapat menggerakkan jarum kompas. Dalam otak burung terdapat sedikit magnetite (mineral besi bermagnet) yang dapat terpengaruh oleh adanya medan magnet bumi.

Burung merpati adalah contoh burung yang dapat mengetahui arah dengan tepat, ketika dilepas ditempat yang baru mereka dapat menemukan jalan pulang kembali. Sebuah penelitian pernah dilakukan dengan menempelkan magnet pada kepala burung merpati, ternyata burung tersebut kehilangan arah dan tidak dapat pulang kembali menuju rumahnya. Hal ini menunjukkan bahwa magnet yang dipasang pada kepala merpati telah mengganggu kemampuannya dalam mendetaksi medan magnet bumi sehingga menjadi kehilangan arah.

Mengapa burung tidak bermigrasi dengan menggunakan tanda-tanda alam?

Tanda-tanda alam seperti pegunungan, sungai, laut, dan pepohonan tidak menjadi pedoman utama karena rentan terhadap perubahan. Misalnya saja suatu gunung yang tadinya menjulang tinggi, tiba-tiba meletus dan strukturnya menjadi berubah, hal ini tentu akan mengakibatkan kebingungan bagi burung yang menjadikan gunung tersebut sebagai tanda pengenal. 

0 komentar

Post a Comment