Siklus Hidup Lumut (Briofita)

Lumut sebagai tumbuhan perintis mampu hidup di tempat tumbuhan lain tidak mampu. Coba bayangkan, lumut mampu tumbuh dengan subur di bebatuan dan dinding rumah, media yang tidak mungkin menjadi tempat tumbuh tumbuhan lain. Lumut dapat tumbuh dengan media apapun dengan satu syarat, lingkungan sekitarnya harus lembab. Udara lembab mutlak harus ada karena penyerapan air terjadi di seluruh bagian tubuhnya. Tetes-tetes air juga penting untuk menjadi media bagi sperma lumut berenang menuju ovum.

Perjalanan sperma menuju ovum hanyalah salah satu bagian dalam siklus hidup lumut yang terbagi dalam 2 fase, yaitu fase gametofit dan sporofit. Fase gametofit dan sporofit yang terjadi pada lumut dan paku sering disebut dengan istilah pergiliran keturunan. Fase gametofit akan menghasilkan gamet (ovum dan sperma) sedangkan fase sporofit menghasilkan spora. Gametofit lumut lebih dominan dibandingkan sporofit lumut. Untuk lebih memahami bagian gametofit dan sporofit bacalah artikel berikut tentang Struktur dan Ciri Lumut.

Perhatikanlah gambar di bawah ini untuk memahami siklus hidup lumut.

siklus hidup lumut
Siklus hidup lumut

Siklus hidup lumut akan bermula dari fase gametofit, kemudian muncul sporofit, dan menghasilkan gametofit baru. Penjelasan selengkapnya adalah sebagai berikut.

Gametofit jangan akan membentuk anteridium yang menghasilkan sperma, sedangkan gametofit betina akan membentuk arkegonium yang akan menghasilkan ovum. Sperma akan bergerak menuju ovum dengan menggunakan flagela yang dimilikinya. Agar dapat bergerak maju, sperma membutuhkan media air di sekitarnya. Satu tetes air saja sudah cukup untuk menjadi media lewatnya sperma menuju ovum. Sperma akan menyatu dengan ovum melalui proses fertilisasi sehingga menghasilkan zigot. Sperma dan ovum masing-masing bersifat haploid (n) dan ketika menyatu terbentuklah zigot yang diploid (2n).

Zigot akan berkembang menjadi sporofit lumut. Sporofit ini akan tumbuh namun tidak melepaskan diri dari rubuh gametofit. Sporofit hidupnya menempel pada gametofit dan segala kebutuhan hidupnya disedikan oleh gametofit. Sporofit akan tumbuh tunggi dan membentuk sporangium (kotak spora) di ujungnya. Kotak spora ini akan ditopang oleg tangkai yang disebut seta.

Spora akan berkembang di dalam sporangium dari sel induk spora. Sel induk spora yang bersifat diploid (2n) akan menjalani meiosis untuk menghasilkan spora yang bersifat haploid (n). Satu sel induk spora akan menghasilkan empat spora yang tetap dalam sporangium hingga matang. Ketika telah matang, penutup sporangium akan membuka dan memungkinkan spora tersebut jatuh dan terbawa angin.

Ketika spora jatuh di tempat lembab, spora akan mulai berkecambah menjadi gametofit muda yang disebut protonema. Terdapat 2 macam spora yang digasilkan sporofit, yaitu spora jantan dan betina. Spora jantan akan berkembang menjadi gametofit jantan yang menghasilkan sperma. Sedangkan spora betina akan menjadi gametofit betina yang menghasilkan ovum. Gametofit- gametofit ini memiliki sifat haploid (n) dan akan menghasilkan gamet ketika telah dewasa.

Lumut-lumut yang sering kita lihat di sekitar tempat tinggal kita kebanyakan ada dalam fase gametofit. Gametofit ini akan bertahan lama hingga berbulan-bulan, sedangkan sporofit memiliki masa hidup yang sangat singkat. Hal ini berkebalikan yang terjadi pada tumbuhan paku, dimana fase sporofitnya justru lebih dominan dibandingkan gametofit. Selengkapnya tentang siklus hidup paku dapat dibaca pada artikel Siklus Hidup Paku (Pteridofita).

0 komentar

Post a Comment