Perkawinan Capung yang Unik dan Menarik

Capung kawin dengan cara yang unik, capung jantan dan betina akan saling mengkait membentuk pose yang menarik ketika proses kawin terjadi. Proses saling mengkait ini akan terus berlangsung hingga si jantan mengeluarkan sperma atau hingga si betina mengeluarkan telurnya di perairan.

Capung memiliki penglihatan yang tajam untuk membedakan warna dari jenisnya. Capung jantan akan mencari capung betina yang paling disukainya kemudian akan mendekatinya. Capung jantan akan mencengkeram thorax capung betina, dan apabila capung betina merasa cocok dengan capung jantan tersebut, proses perkawinan akan segera terjadi.

Prosesi perkawinan capung cukup unik, diawali dengan capung jantan yang mengkait bagian belakang kepala (leher) capung betina dengan ujung abdomennya (ekornya), kemudian tubuh capung betina akan menukik untuk menempelkan ujung abdomennya pada penis si jantan yang terletak di belakang thorax.
Proses tersebut akan berlangsung beberapa saat hingga si jantan mengeluarkan sperma untuk membuahi telur. Terkadang setelah perkawinan si betina langsung mengeluarkan telurnya. Namun, kadang ada yang menunda pengeluaran telur selama beberapa waktu.

Posisi capung kawin, jantan di depan dan betina di belakang

Capung betina dapat kawin dengan banyak capung jantan, namun hanya capung jantan terakhir saja yang akan membuahi telur betina. Inilah sebab beberapa jantan setelah kawin akan menjaga si betina supaya tidak kawin dengan jantan yang lain supaya perkawinannya membuahkan hasil.

Capung jantan menggunakan penisnya untuk mengeluarkan sperma pejantan lain yang telah dikeluarkan dalam tubuh betina. Beberapa spesies bahkan memiliki kait khusus pada penisnya untuk mempermudah proses ini. Hal inilah yang menyebabkan capung jantan yang terakhir mengawini yang spermanya akan membuahi telur betina.

Capung bertelur di air

Betina mengeluarkan telurnya pada perairan yang tenang dan tidak terlalu berarus, telur dikeluarkan pada permukaan air atau ditempelkan pada tanaman air. Telur akan menetas menjadi larva capung yang disebut naiad. Naiad akan bertahan di dalam air selama 3 bulan bulan hingga 5 tahun tergantung spesies. Semakin besar capung semakin lama fase naiad di dalam air.

Naiad dalam air memakan hewan kecil

Saat telah siap menjadi capung, naiad akan keluar dari air dan capung dewasa akan keluar dari tubuh naiad. Capung membutuhkan waktu beberapa saat sebelum sayapnya mengembang sempurna dan dapat terbang.

Capung masuk ordo odonata, terdapat banyak spesies capung yang terbagi dalam berbagai famili. Klasifikasi capung dalam berbagai famili dapat dilihat pada artikel Famili-Famili dalam Ordo Odonata

0 komentar

Post a Comment